Tentang Kampung Pustaka Kelurahan Gunung Sari Ulu
Kampung Pustaka awalnya adalah sebuah projek skala kawasan yang bertujuan untuk peningkatan literasi masyarakat. Berangkat dari permasalahan yang sering terjadi di 7 RT yaitu RT.10 , 11, 12, 13, 15, 16, dan 17 Kelurahan Gunung Sari Ulu Kecamatan Balikpapan Tengah Kota Balikpapan, yang mana wilayah tersebut sering terdapat orang-orang yang nongkrong, minum-minum dan kegiatan negative lainnya yang meresahkan warga sekitar sehingga Lurah Gunung Sari Ulu pada saat itu, Ibu Ririn Trisnawati, S.STP menginisiasi sebuah aksi perubahan bekerja sama dengan tokoh agama, tokoh masyarakat dan Ketua RT setempat dengan memanfaatkan balai warga menjadi perpustakaan kelurahan.
Foto: Pustaka Baca "Kampung Pustaka" Kelurahan Gunung Sari Ulu
Dibangunnya perpustakaan kelurahan pada saat itu mulai membawa perubahan bagi perilaku warga setempat yang awalnya kawasan 7 RT tersebut terkesan negative secara perlahan mulai ramai kegiatan warga menghabiskan waktu luang dengan membaca di perpustakaan kelurahan “Kampung Pustaka”.
Seiring jalan, dikarenakan Pandemi Covid-19 pada tahun 2019 sampai awal 2022 dan belum adanya pengelola, Kegiatan di Kampung Pustaka mengalami vakum. Keadaan itu diperparah dengan naiknya kasus putus sekolah dan kenakalan remaja di Kelurahan Gunung Sari Ulu sehingga dikhawatirkan kawasan tersebut kembali ke kondisi semula. Tempat nongkrong, minum-minum, tempat negative dimana generasi muda melihat dan mencontoh prilaku yang tidak pantas. Akhirnya munculah aksi perubahan kedua yang diinisiasi oleh Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Gunung Sari Ulu, Dwi Puspa Ningrum,S.IP yaitu “Bersinergi Memotivasi Remaja oleh Kampung Pustaka (BESTIE KAMPUS)”.
Perpustakaan Kelurahan yang belum memiliki pengelola dibentuk kepengurusannya dengan melibatkan Ketua RT setempat dan Lembaga-lembaga serta stakeholder di kelurahan melalui Surat Keputusan Lurah Gunung Sari Ulu nomor: 188.4-24/2022 dengan Bapak Baso Ali sebagai Ketua Pengelola Kampung Pustaka. Kemudian diadakan kerja sama oleh 3 (tiga) lembaga utama yaitu Kampung Pustaka, Forum Anak dan Kelompok Perlindungan Perempuan dan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PPATBM) untuk melakukan edukasi melalui media social dan tatap muka. Tujuannya dengan menghadirkan kegiatan yang menyenangkan serta menghadirkan konten kreatif dapat “membujuk” anak-anak dan remaja yang putus sekolah serta terlibat kenakalan remaja tergugah untuk kembali bersekolah dan menyalurkan waktu luang pada kegiatan yang lebih positif.
Foto: Kegiatan Nonton Bareng Film Edukasi & Motivasi oleh Psikolog "PUSPAGA"
Titik balik aksi perubahan ini ditandai dengan berhasil kembalinya 2 (dua) orang anak putus sekolah untuk meneruskan pendidikannya di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Balikpapan Selatan pada bulan Juni tahun 2022. BESTIE KAMPUS tidak lagi menjadi sekedar aksi perubahan, tetapi juga gerakan bersama masyarakat dan sinergi Kelembagaan Kelurahan Gunung Sari Ulu untuk mewujudkan Kelurahan yang Ramah Anak. Dukungan masif masing-masing lembaga seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang mendorong swadaya masyarakat dalam pembangunan sarana prasarana Kampung Pustaka, PKK dengan program Pendidikan Pola Asuh dan tumbuh kembang anak, Karang Taruna yang mengadakan Les Gratis, LKM dengan program pengembangan swadaya dan pemberdayaan masyarakat, PPATBM yang gencar mengadakan Sosialisasi Seks Usia Dini dan Pelatihan Parenting, Forum Anak yang menghadirkan konten edukasi melalui sesi Tanya Jawab (QnA) bersama narasumber, Taekwondo Balikpapan Lion (TBL) yang mengadakan latihan taekwondo gratis, hingga Kelompok Difabel Kelurahan (KDK) yang concern terhadap kesejahteraan kaum difabel dengan mengadakan pelatihan bahasa isyarat.
Foto: Pelaksanaan Sosialisasi Pendidikan Seks Usia DiniFoto: Les Gratis oleh Karang TarunaFoto: Latihan Taekwondo oleh Taekwondo Balikpapan Lion (TBL)
Diakhir tahun 2022, angka putus sekolah Kelurahan Gunung Sari Ulu turun dari yang awalnya 23 kasus menjadi 17 kasus. Dari segi angka, mungkin masih belum bisa dikatakan sukses besar. Karena kasus putus sekolah dan kenakalan remaja ternyata bersifat kompleks. Ada yang dikarenakan masalah ekonomi, masalah administrasi kependudukan, masalah keluarga yang broken home, tidak adanya dukungan orang tua, pernikahan usia dini, penyakit, serta umur yang telah melewati batas ambang usia sekolah. Penyebabnya pun tidak hanya selesai dengan mengentaskan salah satu aspek saja, tetapi aspek-aspek lainnya yang saling berhubungan sehingga tetap dibutuhkan semangat juang dan sinergi antar lembaga di lingkup Kelurahan Gunung Sari Ulu.
Gerakan BESTIE KAMPUS diapresiasi oleh Pemerintah Kota Balikpapan dengan ditunjuknya Kampung Pustaka menjadi lokus verifikasi Kota Layak Anak kemudian mulai masuk pula program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Masyarakat (TPBIS). Kampung Pustaka berhasil mendukung Kota Balikpapan naik peringkat Nindya menjadi peringkat Utama Kota Layak Anak pada tahun 2023. Kampung Pustaka juga berhasil menjadi perwakilan Kota Balikpapan pada Lomba Perpustakaan Kelurahan tingkat Provinsi Kalimantan Timur tahun 2023. Dengan adanya TPBIS, Kampung Pustaka juga mendapat bantuan sarana seperti Komputer, printer, rak buku, Smart TV, serta koleksi bacaan baru.
Kedepan, Kampung Pustaka diharapkan dapat bertransformasi lebih besar. Tidak hanya menjadi projek skala kawasan di 7 wilayah RT tapi mencakup seluruh Wilayah di Kelurahan Gunung Sari Ulu, kemudian skala Kota Balikpapan hingga nantinya dapat diadopsi oleh daerah-daerah lainnya di Indonesia.
Foto: Kampung Pustaka saat menjadi lokus verifikasi Kota Layak Anak
Comments
Post a Comment